Guru Menulis dan Berprestasi (Hari ke-8)
RESUME
BELAJAR MENULIS GELOMBANG 9
Pertemuan
Ke-8
Hari/Tanggal : Jum’at, 17 April 2020
Waktu : Pukul 19.00 s/d 21.00
WIB
Nara
Sumber : Sigit Suryono, S.Pd.,M.Pd.
Materi : Guru Menulis dan
Berprestasi
Peresume : Suhastari Yuliana,
S.Pd.AUD
Materi
malam ini akan disampaikan oleh Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd, keseharian beliau
mengajar di SMP N 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia. Lahir di Sleman, 20
Nopember 1976 dari pasangan Bapak Giyono SW dan Ibu Waginem.
Beliau
akan berbagi pengalaman dengan teman-teman berkaitan dengan keberhasilannya menjadi juara 1 Guru Berprestasi SMP Tingkat Nasional
Tahun 2015 maupun sebagai Duta Rumah Belajar Tahun 2018. dan prestasi yang lain
yang semoga bisa menjadi profokator bagi teman-teman di group ini untuk bisa
mencapai hal tersebut.
Sebagai
penulis buku beliau masih merasa kesulitan karena. baru satu kali membuat buku
yang ber ISBN itupun harus dibuat bersama istri selama 9 tahun baru bisa menjadi buku kumpulan cerpen dengan judul "Aku
Ingin Menghitung Rembulan" pada tahun 2017 dan berhasil menjadi salah satu
desiminator terbaik literasi SMP tingkat nasional,.namun di sisi lain beliau sering membuat artikel, berita dan juga
tutorial yang sudah cukup banyak kemudian diupload di web ciget.info maupun di inobel.id
Hal
pertama yang ingin beliau sharingkan pada teman-teman di Group WA ini
adalah tentang bagaimana bisa meraih juara 1 Guru berprestasi tingkat Nasional
pada Tahun 2015.
Untuk
mencapai kejuaran tersebut sebenarnya beliau sudah mulai menyiapkan diri sejak
awal bekerja di SMP Negeri 1 Wonosari. Tepatnya pada saat itu masih CPNS diminta untuk mengikuti kegiatan
seleksi simposium tingkat Propinsi DIY
tahun 2006. Beliau melihat ada peluang yang
direkam dari senior-senior saat pelaksanaan
simposium tersebut yaitu banyak dari peserta simposium yang ahli dalam
penelitian namun belum banyak yang menguasai TIK, sedangkan teman-teman yang
menguasai TIK banyak yang tidak mau melakukan penelitian bahkan malas menulis
laporan. Simposium pada waktu itu diikuti oleh semua ketua MGMP SMP maupun
pengurus hampir semua bidang study yang ada di propinsi DIY, setiap Kabupaten
wajib untuk mengirimkan peserta dalam kegiatan tersebut. Itu sebagai sebuah
tantangan dan peluang bagi beliau untuk mempromosikan diri kepada para senior,
hal tersebut dikarenakan pada tahun 2006
sudah menyelesaikan S2 untuk jurusan Teknologi Pembelajaran (walaupun harus
kuliah 11 tahun karena S1 hampir DO 7 tahun ditambah langsung S2 3,3 tahun
itulah senjata yang handal bagi beliau)
Dari
simposium tersebut beliau mulai diminta untuk mengajar Powerpoint, flash,
blog, dan lain-lain dari sekolah-sekolah
di wilayah Kabapaten Gunung Kidul, lintas MGMP, dan juga diminta untuk
menjadi trainer kegiatan di tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi.
Kemudian
ajang lomba mulai beliau jajaki, kegagalan setiap mengirimkan karya, dan
proposal berkali-kali. Namun pantang menyerah terus mencari informasi lomba
lewat web maupun blog, jangan menunggu informasi dari dinas karena
pasti akan terlambat. Kegagalan-kegagalan yang ada di depan mata saat lomba,
bahkan karya terbaik yang dibuat pun masih kalah dalam lomba padalah pada saat
itu karya yang dibuat lebih baik dari karya peserta lomba lain, Hal ini menjadi
masalah baru bagi pemain lomba, oleh karena itu beliau melakukan riset mengapa
selalu kalah.untuk menjadi bahan direnungkan, akhirnya mulai tahun 2009 mulai berhasil kejuaran dari tingkat
kabupaten, regional, maupun propinsi, namun di tingkat nasional selalu kalah
dalam 6 kali berhasil menjadi finasil lomba tingkat nasional, apa sih yang
menyebabkannya?
Saat
kita benar-benar ingin mengikuti lomba tingkat nasional maka kita harus
melakukan:
1.
Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karya yang akan dilombakan
2.
Karya yang kita ikutkan dalam lomba bukan karya yang instan artinya karya yang
kita buat tidak maksimal karena hanya membuat karya saat akan ada lomba, namun
siapkanlah karya yang dibuat itu jauh hari bahkan mungkin 1 tahun pengerjaan
yang di dalamnya ada jiwa, ruh dan, semangat kita.
3.
Jika kita lolos ke nasional perlu di lihat kembali apa yang akan dinilai saat
kita mengikuti lomba tersebut, apakah karyanya ataukah presentasinya .
4.
Siapkan diri, pribadi, mental, dan juga
focus pada lomba
5.
Saat presentasi lebih focus pada materi yang akan disampaikan, jangan sampai
keluar dan menyimpang dari presentasi yang sudah disiapkan karena akan banyak
memakan waktu.
Kegagalan-kegagalan
di awal mengikuti lomba di tingkat
nasional disebabkan karena pada saat pemaparan sering melakukan presentasi yang
keluar jalur, bukan pada pokok media atau penelitian yang dibuat (misalnya siapa saya, prestasi apa
yang saya miliki, membanggakan organisasi, sekolah, maupun yang lainnya
sehingga keluar jalur dari presentasi yang seharusnya fokus pada media
yang dipresentasikan). Hal ini sangat
penting karena menyebabkan kegagalan di ajang inobel tahun 2009 saat itu beliau
kehabisan waktu, padahal prediksi teman-teman peserta, karya beliau bisa masuk
3 besar, ternyata tidak masuk. Ini menjadi pengalaman yang sangat pahit.
Dalam
lomba pasti hasilnya gagal atau juara.
kalau gagal maka kita harus melakukan evaluasi. kalau menang jangan jumawa
karena suatu saat bisa juga kita akan kalah ketika tidak bisa mengontrol diri
"AKU-nya muncul" sehingga saat presentasi di lomba lain bisa kalah.
Maka saran beliau pada teman-teman di group ini
mari kita terus belajar, belajar, dan belajar, belajar dimana saja,
kapan saja, dengan siapa saja" (seperti slogan Rumah Belajar)
Untuk
tahun 2015 syarat portofolio kita adalah 8 tahun. itu hal yang menantang bagi
peserta gupres maka penting untuk mengarsipkan semua kegiatan yang pernah kita
lakukan dari tahun ke tahun.
Untuk
keberhasilan awal yang beliau rasakan, berikut tips agar menjadi juara:
1.
Pendidikan amat penting bagi kita saat akan terjun ke dunia kerja
2.
Pemilihan jurusan S2 yang tidak linier bagi beliau pada saat itu karena ingin
punya keahlian yang belum banyak dimiliki oleh teman-teman di dunia Pendidikan.
3.
Persiapkan naskah inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah
penulisan masing-masing karya. Tampilkan karya inovasi terbaik yang bapak/ ibu
guru miliki dan selalu memperhatikan dari buku pedoman pemilihan guru
berprestasi tingkat nasional.(karya bisa berupa PTK, best practice, maupun
penelitian yang lainnya seperti penelitian eksperimen, penelitian R&D, dan
lain-lain) jangan lupa buat presentasinya menggunakan Ms Powerpoint atau yang
lainnya.
4.
Buat makalah evaluasi diri mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan
tema dan tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. (jika
dalam pedoman tidak ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu
dibuat)
5.
Persiapkan video pembelajaran untuk satu tatap muka yang mencerminkan proses
pembelajaran yang benar sesuai dengan rpp yang kita buat. (syarat yang maju ke
tingkat nasional)
setelah
itu semua siap maka hal yang kita lakukan adalah melalui tahapan-tahapan
seleksi guru berprestasi dari tingkat kabupaten sampai nasional yaitu, Kegiatan
penilaian di masing-masing jenjang seperti yang sudah beliau ikuti pada tahun
2015 meliputi:
Lomba
Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Gunungkidul:
1.
Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional
2.
Test Wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Prefesional,
Kompetensi Sosial, dan Kompetensi
Kepribadian.
3.
Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba
Guru Berprestasi Tingkat Propinsi DIY
1.
Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi
Kepribadian dan Kompetensi Profesional
2.
Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi
Kepribadian dan Kompetensi Profesional
3.
Psikotest
4.
Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba
Guru Berprestasi Tingkat Nasional
1.
Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi
Kepribadian dan Kompetensi Profesional
2.
Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi
Kepribadian dan Kompetensi Profesional
3.
Psikotest
4.
Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Jika
teman-teman ingin melihat komponen portofolio yang beliau gunakan untuk lomba
gupres tahun 2015 dapat dilihat di web
: Contoh Portofolio Gupres http://ciget.info/wp-content/uploads/2016/04/3.pdf
Kegiatan
materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
1. Apa
saja yang dinilai pada saat presentasi karya?
Yang
paling utama dinilai saat presentasi adalah penguasaan pada karya kita sendiri,
kebanyakan kita gagal saat presentasi karena kita kurang menguasari karya kita
secara detail baik dalam file presentasinya maupuan laporan yang kita buat.
(hal ini bisa terjadi dikarenakan kita merasa bahwa kita sudah menguasai karya
yang kita buat sendiri tanpa di baca ulang, tanpa dipahami ulang) maka saat
akan presentasi jauh hari kita sudah membaca berulang-ulang dan juga mencoba
mempresentasikan secara tepat dengan durasi waktu dibutuhkan kita presentasi
secara berulang ulang untuk menghindari noise atau gangguan baik dari diri sendiri misal
nerves dan kurang siap, maupun dari alat yang kita gunakan untuk presentasi
seperti file error, laptop bermasalah, listrik mati dll"), selanjutnya perlu
memperhatikan pertanyaan yang di ajukan oleh juri, kita jawab dengan baik jika
kita sudah siap.
2. Bagaimana
menyiasati jika persiapan yang dilaukan ternyata tidak sesuai dengan tema lomba?
Pasti
akan muncul nerves dan mental down. Kalau judul yang kita buat
lolos masuk ke tahap selanjutnya untuk dipresentasikan di ajang lomba walupun
temanya salah. Hal ini pernah terjadi saat lomba Forum Ilmiah Guru Tingkat
Nasional tahun 2013. Peserta dari Sumatera salah tema salah penelitian namun
tetap bisa lolos ke nasional yang beliau lakukan adalah tetap menyampaikan
materi presentasi dengan mantap, fokus dan saat ditanya oleh juri mengapa temanya tidak sesuai dengan tema
lomba, beliau menjawab dengan tenang, dan fokus walaupun tidak juara, namun
intinya kita menguasai betul karya yang kita buat dan kita kerjakan dan
berusaha secara maksimal mempresentasikan pada ajang lomba tersebut.
3. Apakah
untuk mengikuti seleksi gupres harus memiliki buku dan karya
sastra lain?
Tidak,
buku dan karya sastra hanya sebagian kecil dari Karya ilmiah maupun publikasi
ilmiah. Pada saat saya mengikuti seleksi gupres tahun 2015 saya tidak mempunyai
buku maupun karya sastra namun saya menggunakan berbagai artikel yang saya
tulis di blog saya di ciget.info, sedangkan untuk hal yang menonjol yang memang
kekuatan paling besar saya adalah di bidang TIK dan karya saya yang paling
banyak adalah media pembelajaran : http://ciget.info/wp-content/uploads/2016/04/3.pdf
4. Bagaimana
cara membuat power point yang baik?
Untuk
membuat power point harus kita siasati dengan melihat waktu presentasi biasanya 10 menit, maka untuk menyiasati
penting untuk belajar infografis sehingga informasi yang kita buat bisa
menampilkan hampir semua karya kita dengan sedikit slide, biasanya yang dibuat
slide hanya di bab 1, bab III, IV, dan V
5. Berkaitan
dengan Pembatik/DRB karena bapak juga sebagai DRB Nasional, mohon dijelaskan
tips apa saja agar bisa menjadi pemenang DRB?
Untuk
menjadi DRB maka tips yang harus dilakukan adalah dengan cara mengikuti seleksi
Duta Rumah Belajar melalui web simpatik.belajar.kemdikbud.go.id selanjutnya
mengikuti seleksi tiap level dari level 1 sampai level 4, dan jangan lupa kita
tulis semua aktivitas dan kegiatan kita saat mengikuti seleksi tiap level
tersebut di web/ blog kita, selanjutnya
kita kita melakukan sosialisasi ke sekolah kita dan beberapa sekolah yang ada
di sekitar kita jangan lupa tetap di catat dan ditulis serta ada foto ataupun
video yang kita buat dan di publish di
web / blog. itu akan berguna saat kita terpilih menjadi DRB karena akan ada
seleksi kembali untuk memilih yang terbaik, terinovatif maupun terkreatif. saya
mendapatkan yang terinovatif pada saat itu karena semua kegiatan yang saya
lakukan tercatat dan bisa ditampilkan pada panitia seleksi DRB. untuk naskah
berpractice nanti saya upload berikan linknya
6. Apakah
faktor pendidikan sangat berpengaruh dalam penilaian gupres?
Tidak,
pendidikan tidak terlalu berpengaruh pada gupres walupun nilai untuk S1, S2,
maupun S3 berbeda itu saat penilaian portofolio, namun jika karya kita lebih
baik dan lebih banyak, serta saat presentasi kita lebih baik dari yang memiliki
pendidikan lebih tinggi, maka kita pun pasti akan jadi juaranya. hal ini saya
ketahui karena saya menjadi juri untuk seleksi gupres di kabupaten Gunungkidul
dari tahun 2016-2018. Namun beda dareah saya juga tidak bisa menjawab, mungkin ada subjektifitas berkaitan dengan
pendidikan. namun jika petunjuk peniliaan di pedoman gupres digunakan selisih
pendidikan hanya sedikit dan bisa dikejar dengan karya dan produk yang lain.
Kesimpulan:
Bagi
para guru pesan saya adalah teruslah belajar, berkolaborasi dan berbagi agar
ilmu yang dimiliki bisa dimanfaatkan
oleh orang lain. Bekalilah muridmu sesuai dunianya, karena mereka akan hidup di
zaman mereka yang sangat berbeda dengan zamanmu. dan jangan lupa Belajar dimana
saja, kapan saja, dengan siapa saja
("Rumah Belajar")
Demikian
resume materi malam ini, semoga bermanfaat menjadi jalan kita menjadi guru yang
berprestasi. Aamiin
Komentar
Posting Komentar