Menulis Cepat dan Tepat (Hari ke-9)
RESUME
BELAJAR MENULIS GELOMBANG 9
Pertemuan
Ke-9
Hari/Tanggal : Senin, 20 April 2020
Waktu : Pukul 19.00 s/d 21.00
WIB
Nara
Sumber : Catur Nurrochman
Oktavian
Materi : Menulis Cepat dan
Tepat di Media Daring dan Luring
Peresume : Suhastari Yuliana,
S.Pd.AUD
Pemateri
malam ini seorang penulis 20 buku, redaktur pelaksana Majalah Suara Guru sejak
Januari 2019, telah menghasilkan ratusan artikel tersebar di media daring dan
luring. Guru SMP yang hobi menulis sejak 1999, buku pertamanya terbit tahun
2003. Sampai sekarang alhamdulillah terus menulis. Pendidikan S1 di UNS, S2 di
UPI Bandung. Sejak Juli 2019 menjadi Ketua Departemen Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Pengurus Besar PGRI.
Dua
musuh utama yang harus kita kalahkan agar dapat memulai menulis cepat dan tepat
di media massa luring atau daring
Takut
tulisannya jelek, takut dicela, takut tulisannya sudah basi, dan takut takut
lainnya
Ini
yang menghambat kita dalam memulai sebuah tulisan
Seorang
penulis yang baik biasanya adalah pengamat dan pencatat yang baik.
Karena
terbiasa mencatat apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, kemudian
dituangkan menjadi sebuah tulisan, maka seorang penulis akan menulis meski
tidak membawa alat perekam, alat tulis, maupun laptop.
Mencatat
di benaknya dapat dilakukan di mana saja. Di kantin, di kantor, di kafe, bahkan
ketika di atas motor yang sedang dikendarainya atau di balik kemudi mobil yang
sedang disetirnya.
Setiap
penulis yang baik tentu tidak membutuhkan “mood”.
Tidak
ada alasan tidak menulis, karena tidak ada mood.
Mood
harus disingkirkan dari benak Anda jika menghambat kerja otak dalam menulis.
Bayangkan
Anda seorang yang bekerja menghasilkan tulisan seperti wartawan, kolumnis, dan
redaktur majalah. Jika mereka bekerja mengandalkan mood, tentu karirnya akan
tamat seketika.
Isaac
Asimov, seorang penulis fiksi ilmiah yang memiliki reputasi bagus, mengakui
bahwa cara ia menulis adalah “simpel dan apa adanya”.
Saya
garis bawahi. Menulislah dengan simpel dan apa adanya.
Menulis
hal yang aktual dan sesuai dengan gaya selingkung media yang akan dituju,
menjadi kunci sebuah tulisan diterbitkan
Seorang
penulis yang baik, maka ia dapat menulis dengan cepat.
Perlu
diingat, bahwa setiap orang yang mampu mengerjakan sesuatu dengan baik, maka ia
dapat melakukan lebih cepat dibandingkan orang yang tidak bekerja secara baik.
Menulis
adalah sebuah kecakapan atau keterampilan.
Bila
Anda menguasai secara detail pengerjaan tulis menulis, maka kecakapan itu akan
berbanding lurus dengan kecepatan pengerjaan.
Menulislah
dengan simpel dan apa adanya mengandung maksud, jadilah dirimu sendiri ketika
menulis. Bagaimana caranya menemukan gaya atau menjadi diri sendiri ketika
menulis?
Tentu
dengan perbanyak menulis dan membaca untuk mempelajari gaya tulisan orang lain
atau copy the mast
Jangan
paksakan diri dengan menulis sesuatu yang berlebihan di luar gaya Anda.
Mulailah
menulis dari sesuatu yang Anda suka.
Kalau
suka traveling, tuliskan kisah perjalanan Anda.
Tentu
Anda akan lebih mudah menuliskan sesuatu yang disukai.
Tuturkan
segala yang ada secara sederhana dengan cara Anda.
Salah
satu yang membuat seseorang tidak mampu menghasilkan tulisan yang baik adalah
karena mencoba memasukkan kata atau kalimat yang membuat pembaca tidak paham
pesan apa yang dimaksud dalam tulisan itu.
Menulis
itu untuk dibaca. oleh karena itu, pesan dalam tulisan harus jelas dapat
dipahami oleh pembaca.
Jika
menulis dengan kalimat yang tidak simpel, maka tujuan pesan Anda dalam tulisan
tidak tersampaikan. Bahkan hanya membuat kening pembaca berkerut.
Menulislah
seperti berbicara.
Ketika
berbicara kepada teman, tentu tidak ada keinginan Anda menggelembungkan kata
atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan.
Ketika
berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin menggunakan bahasa yang
dapat mudah dipahami.
Bagi
seorang pemula, mengapa Anda masih ragu menghasilkan draf tulisan yang pertama.
Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena Anda masih punya banyak waktu
untuk memperbaiki draf tersebut.
Setiap
media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya.
Misalnya,
kita perlu mengetahui, berapa jumlah kata dalam artikel yang bisa dimuat di
media itu, dan aturan penulisannya. Atau rubrik apa saja yang tersedia di media
tersebut.
Tidak
usah kuatir tulisan kita ditolak dan dianggap jelek. Perbaiki lagi
kekurangannya, dan terus kirim lagi. Banyak faktor mengapa tulisan tidak
diterima redaksi. Mungkin tulisan tidak aktual atau space dalam edisi
penerbitan sudah penuh.
Setelah
mendapatkan sharing dari di atas, mengapa masih ada keraguan menghasilkan
draf tulisan?
Biarkan
tulisan yang dihasilkan jelek, karena Anda masih punya banyak waktu untuk
memperbaiki draf tersebut. Draf tulisan yang jelek masih dapat diperbaiki
daripada tidak ada draf sama sekali
Demikian
resume materi malam ini, semoga kita bisa membuat tulisan yang simple, jelas
dan aktual.
Komentar
Posting Komentar